Total Tayangan Halaman

Entri Populer

Jumat, 07 November 2008

Kura-kura dan Kelinci

Apa yang mereka pelajari tentang kerja sama kelompok.

Setiap orang pasti tahu tentang kisah tentang kura-kura dan kelinci. Apa yang kebanyakan orang tidak mengetahui adalah pelajaran yang berharga tentang kerja sama kelompok dalam cerita tersebut.

Zaman dahulu, ada kura-kura dan seekor kelinci yang berdebat tentang siapa lebih cepat. Mereka yang akhirnya putuskan untuk berlomba.

Begitu perlombaan dimulai, kelinci melesat di depan dengan cepat untuk sekali.. Menyadari bahwa kura-kura akan butuh waktu yang lama untuk mengejarnya, maka kelinci mencari pohon untuk berteduh. Ketika dia jatuh terlelap, kura-kura dengan pasti menyusulnya dan memenangi perlombaan. Kelinci terbangun dan menyadari dia telah kalah ketika kura-kura memasuki garis akhir.

Moral dari kisah tersebut adalah: KERJA KERAS dan KONSISTEN akan memenangi KECEPATAN tapi CEPAT PUAS DIRI.

Kisah berlanjut:

Kelinci yang menyadari kekalahannya, meminta pertandingan ulang, dan kura-kura menerima tantangan ini.

Sekarang, kelinci dengan segenap kekuatannya berlomba dengan tidak berhenti sampai di garis akhir memenangi pertandingan.

Moral dari kisah ini: CEPAT & KONSISTEN pasti memenangi LAMBAT tapi MANTAP.

Tetapi kisah ini belum berakhir:

Sekarang, kura-kura merenungi dan menyadari bahwa kalau kelinci tidak berhenti maka tidak ada harapan dia bisa memenangi pertandingan. Oleh karena itu kura-kura mengajak bertanding di tempat dan rute yang berbeda. Dan tentu saja kelinci menyambutnya.

Dengan belajar dari pengalaman terdahulu, maka kelinci segera lari dan terus lari hingga akhirnya dia terpaksa harus berhenti di tepi sungai karena tidak bisa berenang dan juga tidak ada jembatan disekitarnya. Dan kura-kura menyusulnya kemudian berenang sampai ke garis akhir diseberang sungai di hadapan kelinci.

Moral dari kisah ini: KETAHUI KEKUATAN-KEKUATANMU dan terima tantangan dimana kemampuan terkuat engkau miliki.

Kisah ini masih diteruskan lagi:

Mengingat mereka sekarang sudah sering ketemu dan menghabiskan waktu bersama-sama saat bertanding, maka mereka menjadi sahabat yang baik, saling menghormati bahwa mereka memang berbeda dan masing-masing memiliki keunggulan-keunggulan yang berbeda-beda. Dan kali ini mereka memutuskan untuk berlomba lagi, hanya sekarang sebagai satu regu.

Begitu perlombaan dimulai, kelinci segera membopong kura-kura dan berlari cepat hingga tiba di tepian sungai, dimana kura-kura gantian yang membawa kelinci menyeberangi sungai sampai di tepi seberang sungai yaitu di garis akhir secara bersama-sama. Mereka menyelesaikan pertandingan dengan kepuasan yang luar biasa karena bisa begitu cepatnya waktu yang dicapai dibandingkan bila mereka harus berlomba sendiri-sendiri.

Moral dari kisah ini: Adalah baik dan bagus bila secara individu seseorang itu begitu cemerlang dan mempunyai kemampuan-kemampuan utamanya (kompetensi) yang sangat kuat. Tetapi kebanyakan dari kita yang bekerja sendiri cenderung bekerja dibawah prestasi rata-rata, karena pasti akan ada situasi dimana selalu ada yang kurang baik kita lakukan dilakukan orang lain dengan lebih baik. Kecuali kita mampu mengkombinasikan kemampuan tersebut ke dalam suatu regu.

Kerja sama kelompok terutama adalah kepemimpinan situasional, yang membiarkan seseorang dengan kompetensinya memimpin berdasarkan situasi. Menjadi anggota kelompok yang mendukung adalah mutlak untuk keberhasilan kelompok.

Ada lagi pelajaran dari kerja sama kelompok dalam kisah ini, yaitu tidak ada satupun dari peserta yang menyerah atas kegagalannya. Kelinci memutuskan untuk kerja lebih keras dan berusaha atas kegagalannya. Kura-kura mengubah strategi karena walaupun dia sudah habis-habisan, tapi masih belum sesuai dengan yang diinginkan.


Bayangkan, berapa lamanya si kelinci harus belajar kursus berenang. Atau buat kura-kura untuk belajar lari cepat. Pada waktu dan usia sekarang dimana perubahan sangat cepat terjadi, kita harus belajar bersama orang-orang yang memiliki kekuatan dimana kita tidak miliki.

Sama juga didalam bisnis, bila kita bisa kolaborasi dengan orang-orang yang ahli dibidangnya yang kita tidak kuasai, kita akan menyadari bahwa pasar kita menjadi sangat besar.

Cerita ini diadaptasi dari penulis tak dikenal.

.

Serigala Baik VS Serigala Jahat

Kelompok etnis Cherokee adalah salah satu suku asli di Amerika Utara.

Berikut ini adalah dongeng tetua suku yang sedang mengajarkan kehidupan

kepada cucu lelakinya.

“Sebuah pertempuran terjadi di dalam diriku,” katanya kepada cucunya.

“Itu adalah pertempuran yang kejam antara dua ekor serigala.

Yang satu jahat – ia adalah kemarahan, iri hati, sakit hati, penyesalan, keserakahan, kesombongan, suka mengasihani diri sendiri, merasa bersalah,

mudah tersinggung, merasa rendah diri, kebohongan, harga diri yang rendah,

merasa hebat, dan egois.

Yang lain baik – ia adalah kebahagiaan, damai, cinta, harapan, ketentraman,

kerendahan hati, kejujuran, perhatian, dan kepercayaan.

Pertempuran yang sama juga terjadi dalam dirimu dan

di dalam diri setiap orang lain juga.”

Sang cucu memikirkan hal itu selama beberapa saat dan

kemudian bertanya kepada kakeknya,”Serigala mana yang menang, kek?”

Tetua suku Cherokee itu dengan tenang menjawab,

“Cucuku, tentunya yang kauberi makan.”



Serigala mana yang Anda beri makan? Keputusan ada di tangan Anda.

Dalam buku A Course in Miracles dikatakan bahwa,

“Setiap keputusan adalah pilihan antara CINTA dan KETAKUTAN.”

Seyogianya kita membuat pilihan atas cinta, dengan memberi makan serigala kedua. Namun, kemanusiaan kita yang lemah menggoda kita untuk kembali membuat pilihan berdasarkan ketakutan. Kita pelihara serigala pertama.

Bukankah dunia ini kejam? Bukankah semboyan yg kita dengar,

'Si vis pacem, para bellum', jika ingin berdamai, bersiaplah untuk perang?

Teramat sering guru dan ortu memicu dan memacu semangat persaingan yang keliru kepada anak2 kita. Kita mendidik mereka agar menjadi jawara dengan mengalahkan semua orang. Seolah hidup ini hanya berarti bagi yang bisa menjadi nomor wahid.

Bukankah lebih baik, jika

" kita bersaing dengan prestasi diri terakhir dan bekerja sama dengan orang lain?”

Jika nilai ulangan mat terakhir anak Anda 7, kobarkan semangatnya agar ulangan berikut minimal 8. Itu bagus.Tapi tidak perlu Anda memaksa dia tidak tidur semalam untuk memusuhi dan mengalahkan teman yg tanpa belajar pun dapat 10. Anjurkan dia bersahabat baik dengan siapa pun. Siapa tahu berkat persahabatan dengan si pandai itu,

anak Anda mendapat penjelasan yg lebih memuaskan dp penjelasan guru?

Beranikah kita mencoba mengajarkannya kepada anak2 kita?

Setiap keputusan adalah pilihan, antara cinta dan ketakutan.

Semoga bermanfaat!

Have a nice weekend !

pH60