Total Tayangan Halaman

Entri Populer

Rabu, 17 November 2010

Power of Differences



Tujuan Pelatihan ini adalah sbb:

1. Memperkenalkan atasan, karyawan lama dan karyawan baru agar lebih saling kenal dan tidak ada perasaan negative/salah paham satu sama lain dan lebih mudah dalam bekerja sama.
2. Mengoptimalkan diri sebagai pengusaha dan karyawan dengan membuka pikiran sebesar-besarnya mengenai dunia kerja.
3. Menjelaskan mengenai kekuatan dari perbedaan karakter karyawan terhadap kerja sama di perusahaan sehingga karyawan lama dan baru dimotivasi untuk saling terbuka satu sama lain untuk bekerja sama.

2. Resume Training
Power of Difference dapat diartikan sebagai kekuatan dari perbedaan. Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Perbedaan ini dapat menjadi kekuatan atau kelemahan, tergantung cara pandang dan cara meresponinya. Setiap orang dapat memberikan respon bervariasi mengenai perbedaan itu. Contoh: ada pernyataan “makan untuk hidup” atau “hidup untuk makan”. Ada yang menyetujui “makan untuk hidup” karena hidup dipandang lebih dari sakadar makan saja; atau makna hidup tidak terbatas pada makan saja.

2.1 Problem
Problem dapat diartikan sebagai “ujian”. Lima macam problem yang mungkin terjadi di dalam dunia kerja, yaitu salah paham, salah persepsi, kambing hitam (scape goat), kecerobohan, dan kecelakaan (accident). Lima macam problem ini sering terjadi di dalam dunia kerja dan karyawan perlu memahami penyebab terjadinya dan solusinya.

A. Salah Paham
Salah paham dapat terjadi antara atasan dengan karyawan dan antara sesama karyawan. Salah paham itu biasanya terjadi diantara orang yang saling kenal dekat. Contoh mengenai salah paham:
• Pengusaha: ingin untung sebesar-besarnya dengan pengeluaran sekecil-kecilnya. Hal ini berarti perusahaan ingin untung besar, tetapi kurang/tidak memperhatikan kesejahteraan karyawan. Karyawan: ingin kerja santai dengan gaji besar. . Hal ini berarti karyawan ingin gaji besar tetapi tidak memberi produktivitas kerja yang besar kepada perusahaan. Kalau kedua paham ini diadu, maka bertolak belakang, terjadi salah paham dan memicu konflik antara perusahaan dengan karyawan.
Salah paham terjadi karena salah baca situasi. Karakter yang baik, ternyata belum tentu bisa membaca situasi. Niat yang baik, tetapi belum tentu memberikan hasil yang baik. Atasan dan karyawan harus memiliki kesatuan visi dan misi, saling percaya dan saling bekerja sama agar mencegah/mengatasi terjadinya salah paham dan agar berkembang bersama-sama. Perusahaan menjadi fasilitator, dan karyawan sebagai “investor” dalam bekerja. Visi yang besar bila tidak ditunjang oleh sikap atasan dan sikap karyawan yang benar, maka dapat membahayakan perusahaan. Oleh sebab itu, salah paham harus diselesaikan melalui komunikasi yang terbuka, serta harus berani berbicara yang benar di saat yang tepat.

B. Salah Persepsi
Salah persepsi dapat terjadi karena karyawan biasanya dipersalahkan sehingga menjadi sungkan untuk berpendapat. Penyebab lain adalah adanya pandangan Boss always right; if boss is wrong, but he is still right sehingga karyawan cenderung bersikap tutup mulut saat ada kesalahan dan tidak mau ambil risiko dimarahi kalau berbicara.
Ada beberapa persepsi karyawan yang mungkin muncul dalam bekerja:
• Pamer atau mau bekerja dengan benar (keluar sebagai pemenang); ada karyawan yang perlu diperintah dulu sebelum bekerja, Karyawan yang hanya mau pamer itu akhirnya malah overacting dan kalah.
• Ada juga karyawan yang memberi inspirasi dan sudah tahu sendiri apa yang harus dikerjakan. Tidak cukup hanya menyenangkan atasan, tetapi kemampuan karyawan harus bertambah dan berkembang dalam bekerja seiring dengan bertambahnya masa kerja.
Karyawan memberi input ke atasan dan atasan memberi input ke bawahan agar dapat saling introspeksi diri, kerja sama dan memajukan Perusahaan. Namun, memberi input itu harus pada tempatnya, dan jangan salah memberi input agar tidak fatal akibatnya. Tidak boleh ada perasaan rendah diri, atau merasa yang lain lebih penting dari yang lain. Kalau perusahaan suatu saat bertambah besar, maka perusahaan harus memberi kesempatan untuk berkembang, menerima karyawan baru. Perusahaan pun merasa terhormat karena melakukan ekspansi untuk menerima karyawan baru. Karyawan baru dan karyawan laam itu tetep bekerja sama untuk kemajuan perusahaan. Karyawan harus punya persepsi kerja yang benar, yaitu dengan bekerja maksimal, maka bukan hanya perusahaan yang untung, melainkan juga karyawan dan konsumen ikut puas.

C. Kambing Hitam (Scape Goat)
Kambing hitam adalah sesuatu yang dipersalahkan sebagai ganti kesalahan sendiri. Dalam bekerja mungkin terjadi kesalahan. Karyawan yang tidak mau berbesar hati mengakui kesalahannya, maka cenderung mencari kambing hitam agar ia terbebas dari sanksi. Solusi: antara atasan dan karyawan harus diberi pengertian bahwa mengakui kesalahan/masalah melalui komunikasi terbuka adalah jauh lebih baik daripada mencari kambing hitam.

D. Kecerobohan
Kecerobohan dalam bekerja dapat dicegah. Solusi: yang dibutuhkan adalah hati-hati dan penuh perhitungan dalam bekerja.

E. Kecelakaan
Walaupun sudah bekerja sesuai peraturan, tetapi kecelakaan dapat terjadi. Penyebab kecelakaan, misalnya tidak memperhatikan situasi kerja yang ada (rekan kerja, suasana kerja, terlalu memaksakan diri, nekat, dll) sehingga terjadi kecelakaan. Solusi: perlu komunikasi dengan atasan dan sesama karyawan serta aktif mengamati perubahan dalam lingkungan kerja dan masyarakat.



2.2 Respon atas Problem
Karyawan mungkin tertawa saat terjadi salah paham, salah persepsi, kambing hitam (scape goat), kecerobohan, dan kecelakaan (accident), tetapi tidak boleh marah jika orang lain yang juga menertawakannya. Kelima problem ini merupakan sumber masalah di perusahaan. Pemimpin yang baik seharusnya mengetahui penyebab masalah dan solusinya.
Problem lainnya adalah bagaimana jika diri sendiri yang menjadi korban. Dua sikap yang muncul saat menjadi korban adalah merasa diri sebagai korban lalu mencari korban baru (efeknya berulang); atau mau belajar. Karyawan yang menjadi korban dari masalah seharusnya mengajari karyawan yang lain agar tidak mengalami hal yang sama. Guru lebih pintar daripada murid karena guru selalu mengulangi. Ilmu harus diajarkan bukannya ditutupi. Karyawan dan atasan harus bekerja sama agar tidak jatuh sendirian ked lm lobang yang sama. Kalau ilmu itu diajarkan maka diri sendiri tidak akan lupa dan membuat orang lain jadi ikut pintar juga.
Kelima problem itu dapat diselesaikan dengan peraturan baru dan kerja sama yang baik dan jangan mengandalkan satu atau dua orang saja. Jangan mengambil keputusan jika sedang marah agar tidak membuat keputusan yang salah dan fatal. Problem muncul jika bekerja sendiri sehingga kita harus bekerja sama demi kemajuan pabrik. Tidak ada orang yang siap menghadapi problem, tetapi mereka dapat mempersiapkan agar masalah tidak terjadi lebih parah. Bila karyawan bekerja dengan benar, maka berkat itu datang. Kerja itu sebagai ibadah dan investasi.

2.3 Problem Solusion
Problem itu diartikan sebagai kesempatan, yaitu kesempatan untuk berkembang secara ilmu dan emosional melalui penyelesaian problem. Namun, di dalam problem itu tidak boleh mencari masalah lagi, dan problem tidak boleh dihadapi hanya sendiri. Attitude tiap karyawan dapat diketahui melalui terjadinya masalah itu dapat diketahui mana orang yg ber-attitude baik dan buruk. Sebelum terjadinya masalah, maka attitude karyawan harus baik dahulu. Tidak masalah apakah dia itu karyawan baru atau lama, yang penting adalah kemauan untuk belajar.
Mengenali karakter diri satu sama lain itu butuh waktu dan proses karena itu mengenali orang dimulai dari mengenal karakternya dulu. Karakter itu dapat mempengaruhi pekerjaan satu sama lainnya. Yang penting adalah para karyawan dengan berbagai karakter berbeda itu harus mau bekerja bersama untuk mencapai tujuan perusahaan.
Dengan kombinasi dari karakter itu, dampak yang diinginkan adalah kekuatan besar untuk menghasilkan perubahan yang lebih baik. Namun, tidak bisa memaksa orang lain berubah seperti yang perusahaan ingin, tetapi yang penting adalah karyawan mengetahui dan mengerti siapa dirinya sendiri. Karyawan yang tahu dan mengerti siapa dirinya sendiri adalah orang yang dapat dibantu dan mau belajar.

2.4 Keberhasilan Yang Penting (Ditujukan untuk Bagian Sales & Marketing)
Ada tiga jenis keberhasilan dalam sales dan marketing, yaitu product selling, personal selling, dan job selling.
• Product selling = produk yang bagus sehingga laku terjual, misalnya merek yang bagus. Sebelum karyawan bekerja di Perusahaan, teryata banyak yang tidak tahu tentang Produk Perusahaan.
• Personal selling = Kemampuan karyawan untuk menjual produk karena kepribadian menyenangkan sehingga bisa menjual produk. Produk bisa laris terjual karena personal serius mengerjakan dan karakter personal yang baik. Personal selling penting untuk semua karyawan agar dapat menjual produknya.
• Job selling = pekerjaan yang menyenangkan sehingga bisa menjual dengan baik. Karyawan harus mengetahui job description yang jelas dan spesifik. Job description akan diubah bila ybs pindah kerja.
Product selling, personal selling, dan job selling ini sama-sama penting, tetapi perlu diketahui kekuatan Perusahaan di mata karyawan dan di mata konsumen. Produk yang laku bukanlah produk yang karyawan suka, tetapi yang konsumen suka. Tugas marketing adalah memperkenalkan kwaci agar lebih dan semakin dikenal masyarakat. Jadi, karyawan harus mengenali diri sendiri, produk, dan target konsumen sehingga dapat menjual produk.
Executive mapping adalah pola pikir bahwa untuk menjadi perusahaan bagus, maka perusahaan harus didukung oleh karyawan yang “bintang”. Proses untuk menjadi karyawan bintang masih sangat terbuka. Misalnya proses itu dimulai dari reservoir (karyawan baru) ke problemer (Job Profile Model), lalu ke star; atau dimulai dari reservoir (karyawan baru) ke performers (personal value), lalu ke star. Penilaian kerja dilakukan secara objektif dari segi personal dan kinerja.
Pedoman perilaku karyawan dalam bekerja adalah pengalaman, sikap, pengetahuan. Setiap orang memiliki sisi kepribadian yang negatif, dan ybs harus diberitahu mengenai keburukannya itu, melalui beberapa cara agar tidak menyinggung perasaannya, misalnya tidak menimbulkan kesalahpahaman/merasa dihakimi; tiap orang bercermin sendiri saja sehingga mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing; introspeksi diri sebelum menegur orang lain; tidak menghukum diri sendiri atau orang lain seumur hidup.

2.4 Attitude Kerja Yang Dibutuhkan oleh Konsumen
Beberapa macam attitude kerja yang ada, misalnya wibawa atau tabrak; karisma atau janji manis; rasa aman atau keras kepala; kebijaksanaan atau kritik. Baik konsumen maupun karyawan, membutuhkan partner kerja yang berwibawa, berkarisma, memberi rasa aman, dan bijaksana.
• Tampil berwibawa: belajar lebih sering untuk taat dan katakan “ya” dari dalam hati untuk setiap perintah (pekerjaan) yang diterima. Target: closing.
• Karisma: belajar lebih sering tersenyum dan memberi salam. Target: recruitment.
• Rajin dan damai: melakukan semua tugas di depan mata dan lebih sering mendengarkan respon konsumen, kemudian membuat laporannya. Target: persistency. Semua karyawan harus berikan laporan kerja secara teratur.
• Bijaksana: berpikir lebih sering dan lebih lama sebelum mengatakan tidak setuju atau mengkritik ide seseorang, dan ungkapkan dengan tertulis. Target: goal setting/planning.
Jebakan karakter: terlalu nekat, menghakimi, dan minder. Tidak perlu nekat menghadapi masalah sendiri. Konsultasi terlebih dahulu dan perlu banyak belajar juga sehingga dapat berjalan dengan baik. Atasan juga sebaiknya tidak terlalu overprotektif dan beri kepercayaan kepada karyawan untuk berkembang.

2.5 Kesimpulan
Karyawan dengan karakter yang berbeda-beda satu sama lain, tetapi perbedaan ini harus digunakan untuk fusion (bekerja sama dan bersatu), bukannya fision (memecah belah) demi kemajuan perusahaan. Semua dimulai dari pendidikan karakter. Pelajaran mengenai karakter itu perlu waktu, bahkan seumur hidup.